MUNAFIK BANGET SIH
Dunia ini sangat kejam. Ujian manusia ada dimana-mana.
Setan tidak pernah tinggal diam untuk
mencari mangsa dan diajak ke neraka.
Lalu bagaimanakah dengan si mangsa, termasuk kita
manusia? Akankah kita siap untuk menahan diri agar tidak terjerat setan?
Akankah kita bisa membentengi diri sehingga tidak terbawa arus godaan setan?
Tentu kita bukan manusia sempurna yang tetap bisa menahannya. Tetapi dengan
cara apakah kita tetap bisa? Lalu apakah kita ini terlalu munafik?
Banyak kok kasus yang menyatakan kemunafikan manusia.
Banyak berita di TV, radio, Koran yang menyatakan hal itu. Setiap hari selalu up to date. Yang paling gencar adalah
berita kasus korupsi? Darimana asalnya korupsi? Siapa yang korupsi?
Korupsi datang dari hati yang munafik. Munafik sulit
membentengi diri. Sebenarnya pengen uang
tapi sok banget jnji gak bakal korupsi. Yang korupsi adalah mereka yang
dulu sering mengumbar janji. Dulu mereka bilang “Aku bisa dipercaya. Aku akan
memajukan bangsa ini.” Bahkan ada yang bilang bersedia digantung di tugu Monas
jika terbukti korupsi. Lalu terbukti gak? Gak kan? Bahkan lebih gencar korupsi
sekarang ini. Hukum saja sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Hukum juga munafik,
katanya bisa adil dan tegak tetapi setelah dikasih uang supaya tutup mulut
kenapa gak bisa apa-apa? Kadang yang
benar adalah yang salah. Yang salah dibenarkan. Sungguh manusia sekarang sudah menjadi mangsa yang siap dibawa iblis ke
neraka karena munafik.
Siapa yang korupsi? Kalau sekarang mahasiswa sering
bilang ,”Aku benci korupsi. Ingin ku caci mereka para lintah darat, penghisap
uang rakyat.” Tetapi jika suatu saat mereka jadi kandidat yang mengendalikan
negeri ini dan digoda dengan bertrilyunan uang, masihkah bisa menahan diri?
Ingat manusia sebenarnya “MOTO DHUWITEN”. Bisakah juga mereka tidak munafik?
Masih ingatkah saatnya nanti mereka akan cacian dulu? Akankah dia yang akan
malah dicaci?
Sekarang tinggal dari hati kita saja sebenarnya. Tidak
usah mencaci sana sini. Gak usah juga gembor-gembor janji, omongan palsu. Baik
mahasiswa dan yang dicaci. Ini adalah sebagian kecil dari contoh kemunafikan
manusia. Masih banyak contoh disana. Instropeksi
diri mungkin lebih baik. Bagaimana kekuatan iman kita sekarang. Bagaimana
kita bisa masuk surga? Bagaimana kita layak sebagai hamba yang setia pada
Tuhan? Mungkin negara kita akan lebih aman dan bebas dari korupsi. Tapi memang
tak bisa dipungkiri manusia bukanlah manusia yang sempurna, tergantung
bagaimana pandainya kita mengatur diri. Jangan banyak munafiknya.
Ingat pepatah jawa”BECIK KETITIK OLO KETORO”, hal baik
dan buruk akan mendapat ganjaran masing-masing. Niat yang baik pasti akan
berakhir baik, begitupun sebaliknya niat yang buruk akan berakhir buruk.
Sepandai-pandainya orang menutupi kejahatannya akan terbukti juga. Entah di
dunia, ataupun dihadapan Tuhan nanti?
NGAKUNYA BERAGAMA. TAPI BISAKAH KITA MEMBUKTIKAN BAHWA
KITA BERTUHAN??????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
makace ea komentare